Translate

Selasa, 15 Juni 2021

Mengenal Sistem Rudal Fregat FREMM Incaran Indonesia

Alutsista – Perusahaan multinasional Fincantieri mengumumkan akan menyediakan 8 kapal perang untuk Indonesia, terdiri dari 6 fregat FREMM yang dimodernisasi dan 2 fregat Maestrale class, rilis Fincantieri pada Kamis, 10-6-2021. “Fincantieri, salah satu grup pembuat kapal terpenting di dunia, dan Kementerian Pertahanan Indonesia, telah menandatangani kontrak untuk penyediaan 6 frigat kelas FREMM, modernisasi dan penjualan 2 frigat kelas Maestrale, dan dukungan logistik terkait”, ujar rilis Fincantieri. Program FREMM (Fregate Europeenne Multi-Missions / FREMM) adalah proyek kerja sama industri Pertahanan Italia-Prancis untuk generasi baru fregat, yang memiliki garis dasar yang sama, tetapi berbeda dari satu negara ke negara lain sebagai fungsi dari persyaratan operasional yang berbeda. Fregat untuk Angkatan Laut Italia diberi nama Bergamini Class dan dibangun di galangan kapal Fincantieri di Riva Trigoso-Muggiano. Kapal memiliki bobot penuh sekitar 6.500 ton, panjang keseluruhan sekitar 144 meter dan kecepatan tertinggi melebihi 27 knot. Adapun yang FREMM yang dibangun di Prancis diberi nama Aquitaine class. Seperti apa sebenarnya kemampuan rudal pertahanan udara fregat ini?. Sistem Pertahanan Udara Kapal perang FREMM ini dilengkapi dengan sejumlah varian modul tabung peluncur rudal (VLS). Tabung peluncur ang umum ditawarkan oleh Fincantieri adalah format 2×8 SYLVER A-43 (16-cell) dengan rudal pertahanan udara Aster 15 buatan MBDA, atau tabung peluncur SYLVER A-50 (16-cell) untuk mengusung rudal pertahanan udara Aster-15 dikombinasikan dengan Aster-30, atau semuanya menggunakan Aster-30. Sylver (SYsteme de Lancement VERtical) adalah sistem peluncuran vertikal (VLS) yang dirancang oleh DCNS. Peluncur hadir dalam beberapa varian, masing-masing dibedakan berdasarkan ketinggiannya. A-35 dan A-43 dikembangkan untuk meluncurkan rudal permukaan-ke-udara jarak pendek. Sementara A-50 untuk sistem pertahanan udara jarak jauh (The Principal Anti Air Missile System (PAAMS) yang dikembangkan oleh Prancis, Italia dan Inggris untuk sistem perang anti-pesawat terintegrasi. Sementara peluncur A-70 untuk rudal yang lebih besar seperti rudal jelajah untuk serangan darat Angkatan Laut SCALP. Angka pada Sylver mengacu pada perkiraan panjang rudal yang dapat ditampung, dalam desimeter, yaitu A-43 dapat menampung rudal dengan panjang hingga 4,3 meter sedangkan A-70 dapat menampung rudal hingga 7 meter. Peluncur datang dalam modul delapan sel, kecuali A-35 yang tersedia dalam modul empat sel, dengan masing-masing modul delapan sel menempati ruang dek enam meter persegi. Sel ukuran dalam memiliki panjang 60 cm dan lebar 56 cm, dan setiap sel memiliki lubang pembuangan sendiri. Rudal Crotale NG (VT1) dapat dikemas dalam empat sel dalam satu sel. Aplikasi utama peluncur Sylver adalah rudal MBDA Aster. Sylver bersama dengan Aster, adalah komponen utama dari sistem perang anti-udara angkatan laut PAAMS. Menggunakan PAAMS, hingga delapan rudal dapat diluncurkan dalam 10 detik. Angkatan Laut Prancis telah memulai studi untuk mengubah rudal SCALP EG agar mampu diluncurkan dari Sylver. Dengan rudal naval SCALP ini, akan memberi Prancis kemampuan serangan darat dalam bentuk seperti rudal Tomahawk AS. Ini juga akan menarik bagi Angkatan Laut Kerajaan Inggris, yang mana kapal Destroyer Tipe 45 dilengkapi dengan peluncur Sylver. Jenis Peluncur yang terpasang di Sejumlah Kapal Fregat Bergamini class Italia saat ini menggunakan tabung peluncur Sylver A-50 (2×8 = 16 cells) dengan mengusung rudal Aster-15 dan Aster-30. Fregat Bergamini class juga sedang dipersiapkan untuk bisa mengusung SYLVER A-70. Sementara fregat Aquitaine class Prancis mengusung SYLVER A-43 (2×8 = 16-cells) yang membawa rudal Aster-15 ditambah tabung peluncur SYLVER A-70 (2×8, 16-cell) untuk mengusung rudal jelajah (Naval) MBDA SCALP. Di bagian depan fregat Aquitaine class terpasang dua modul tabung peluncur yakni: SYLVER A-43 (2×8) dan SYLVER A-70 (2×8). Sebagian lain fregat FREMM Prncis menggunakan formasi: Sylver A-50 (2×8 = 16 cells) dan SYLVER A-70 (2×8, 16-cell), sehingga kapal perang ini menyeramkan bagi musuh. Adapun Frigate FREMM Multi Mission Maroko dan fregat FREMM Multi Mission Mesir, sama sama menggunakan tabung peluncur Sylver A-43 dengan format 2 x 8 cells. Tentunya bisa ditebak rudal yang diusung adalah Aster-15, karena rudal Aster-30 memiliki panjang 4,9 meter. Fregat Formidable class Multi Mission Singapura menggunakan peluncur Sylver A-50 dengan format 4 x 8 cells, sama dengan fregat Al Riyadh class Multi Mission Arab Saudi.
Untuk Destroyer Namun tabung peluncur Sylver A-50 ada juga dengan formasi (6×8 = 48 cells) untuk mengusung SAM Aster 15 dan Aster 30 yang digunakan di Destroyer Type 45 / Daring class Inggris dan destroyer Andrea Doria / HORIZON class Italia dan destroyer Forbin (HORIZON) class AAW Prancis. Rudal Aster 15 dan 30 Rudal Aster adalah landasan program pertahanan udara angkatan laut dan darat di Eropa. Keluarga rudal Aster terdiri dari Aster 15 untuk jarak pendek hingga menengah dan Aster 30 untuk jarak pendek hingga jarak jauh. Ada kesamaan yang luas antara kedua varian dengan kedua rudal yang menampilkan panah terminal yang sama. Terminal dart Aster adalah rudal yang ringan, bermanuver tinggi, dan gesit yang dilengkapi dengan pencari RF aktif berkinerja tinggi. Berkat kombinasi unik dari kontrol aerodinamis dan kontrol vektor dorong langsung yang disebut “PIF-PAF”, rudal ini mampu bermanuver tinggi. Bersama-sama, fitur-fitur ini memberi Aster kemampuan hit-to-kill yang superior. Rudal Aster 15 dan Aster 30 diluncurkan secara vertikal dan dipandu secara otomatis untuk memberikan cara terbaik mengatasi serangan yang masiv (saturating attacks). Karena waktu persiapan rudal yang sangat singkat dan kecepatan yang sangat tinggi, sistem senjata Aster memiliki kemampuan pertempuran yang sangat cepat. Rudal Aster beroperasi di kapal terbaru yang dioperasikan oleh tiga angkatan laut utama Eropa: Italia, Prancis, dan Inggris. Sistem pertahanan udara angkatan laut rudal Aster juga beroperasi dengan beberapa angkatan laut lain di seluruh dunia. Rudal Aster 15 dengan tabung peluncur Sylver A-43, 4 x 8 cells terintegrasi dengan berbagai jenis radar multi-fungsi dan C2 dalam sistem SAAM (kapal induk Charles-De-Gaulle Prancis dan Conte-Di-CavourItalia). Rudal Aster 15 dan Aster 30 dengan tabung peluncur Sylver A-50 terintegrasi dengan berbagai jenis radar multi-fungsi dan C2 dalam sistem PAAMS (Destroyer Tipe 45 Inggris, Destroyer Horizon class Italia dan Prancis dan fregat FREMM Italia dan Prancis. Karakteristik Aster 15 Berat: 310 kg Panjang: 4,2 m Diameter: 180 mm Jangkauan: Lebih dari 30 km Kecepatan maksimum: Mach 3 Karanteristik Aster 30: Real Fregat Fregat FREMM Class memiliki panjang dan bobot yang cukup besar. Kapal ini memiliki panjang: 144 meter, lebar 19,7 meter dan bobot penuh 6500 ton. Adapun kecepatan maksimalnya 27 kn/ (50 km/jam) (GT mode) dan 16 kn (30km/jam) Max continuous speed (Electric mode). Jangkauan jelajahnya 6000 NM (11000 km) di kecepatan 15 knots (28 km/jam), dengan endurance berlayar selama 45 hari dengan kru 145 orang dan memiliki total akomodasi untuk 200 orang. Fregat ini memiliki kemampuan HELO dengan adanya Flight deck dan 2 hangar untuk helikopter EH101/NH90. Fregat FREMM class cukup besar jika dibandingkan dengan Fregat Martadinata class yang telah dimiliki oleh TNI AL yakni: KRI R.E Martadinata-331 (bertugas 2017) dan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 (bertugas 2018). Fregat Martadinata class memiliki bobot 2.365 ton, panjang 105,11 meter dan lebar 14,02 meter. Dalam keterangan rilis situs Fincantieri, mereka akan memasok 6 fregat FREMM class. Kita berharap fregat FREMM yang diakusisi nanti memiliki sistem pertahanan udara Aster-30. Dengan rudal Aster-30, fregat ini akan bisa menjadi pelindung atau payung pertahanan bagi kapal perang Indonesia lainnya, karena rudal Aster-30 memiliki jangkauan menengah dengan jarak 100 km. *Foto: Fregat FREMM-class FS Provence Prancis. (@ French Navy)
Share Berat: 430 kg Panjang 4,9 m Diameter 180 mm Jangkauan: Lebih dari 100 km. Persenjataan Lain Meriam dari FREMM class ini mengandalkan 1 x OtoMelara/Leonardo 76/62SR (3″ / 76mm / 62-caliber) gun. Adapun rudal anti-kapal mengusung: 8 x MBDA MM40 Exocet Block 3 SSM missiles. Untuk pertahanan jarak dekat RCWS menggunakan: 2 x Nexter Narwhal 20mm remote weapon systems. Adapun untuk serangan bawah air menggunakan: 2 x WASS/EuroTorp B515/3 twin torpedo tubes for Eurotorp MU90 torpedoes. Persenjataan itu bisa saja berubah jika pihak yang mengakusisi menginginkan modifikasi. Pada dasarnya FREMM class pun dibagi ke dalam dua varian yakni, fungsi anti-submarine warfare (asw) dan fungsi general purpose (GP), yang membuat formasi persenjataan juga meiliki perbedaan. Fregat FREMM Prancis Fregat Prancis jenis ini dibangun dalam versi dua misi – versi serangan darat (action vers la terre atau AVT) yang dilengkapi dengan torpedo dan rudal pertahanan diri dan jelajah yang diluncurkan secara vertikal, serta perang anti-kapal selam ASW versi dilengkapi dengan torpedo, peluncuran rudal pertahanan diri vertikal dan sonar array yang aktif.

http://dlvr.it/S1lKLy

Senin, 14 Juni 2021

NATO identifies China as a "systematic challenge"

The leaders of NATO countries, representing thirty member states in Europe and North America have identified China as a “systematic challenge” and promised to work together to address this. In a communique issued at the end of their summit in Brussels on Monday, 14 June, NATO Leaders called on China to uphold its international commitments and to act responsibly in the international system. They agreed on the need to address the challenges posed by China’s growing influence and international policies, and to engage with China to defend NATO’s security interests. China, they said, was rapidly expanding its nuclear arsenal, was "opaque" about its military modernisation and was co-operating militarily with Russia. NATO Secretary General Jens Stoltenberg warned China was "coming closer" to Nato in military and technological terms. But he stressed the alliance did not want a new Cold War with China. NATO leaders reaffirmed the Alliance’s dual-track approach of defence and dialogue towards Russia. They also pledged to continue to support NATO partners Ukraine and Georgia, bringing them closer to the Alliance. Allied leaders agreed an ambitious NATO 2030 agenda to ensure the Alliance can face the challenges of today and tomorrow. They took decisions to strengthen political consultations, reinforce collective defence, enhance resilience, sharpen NATO’s technological edge, uphold the rules-based international order, step up training and capacity building for partners, and address the security impact of climate change. They further agreed to develop NATO’s next Strategic Concept for the summit in 2022. “To do more, Allies agreed that we need to invest more together in NATO,” said Secretary General Jens Stoltenberg. He noted that this will require increased resources across all three NATO budgets – military, civil, and infrastructure. NATO leaders also agreed a new cyber defence policy for NATO, and made clear that the Alliance is determined to defend itself in space as effectively as in other military domains. Addressing Afghanistan, NATO leaders reaffirmed their commitment to stand with Afghanistan with training and financial support for Afghan forces and institutions, and funding to ensure the continued functioning of the international airport. NATO leaders agreed to pay to keep Kabul airport running in Afghanistan, as the US and its allies withdraw troops from the country. NATO member Turkey has offered to guard and operate the airport after troops leave. “We have made important decisions today to make NATO stronger in a more competitive world,” stressed the Secretary General. You can read the full communique from the Summit on the NATO website here source: commonspace.eu with BBC (London) and NATO press office (Brussels)

Marinir Latihan Penembakan Anti Tank Guide Missile

Batalyon Tank Amfibi 2 Marinir melaksanakan latihan penembakan ATGM (Anti Tank Guide Missile)
pada Rabu 9-6-20221 di daerah latihan Puslatpur 5 Baluran Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Latihan ini untuk meningkatkan kemampuan Kru Ranpur penembak tank BMP 3F. Latihan penembakan Anti Tank Guide Missile mempunyai tahap-tahap yang harus dikuasai oleh penembak pada Kendaraan tempur BMP 3F agar tepat sasaran, dirilis Situs Marinir TNI AL. Komandan Batalyon Tank Amfibi 2 Marinir Mayor Marinir M. Isarisnawan menyampaikan bahwa penembakan Anti Tank Guide Missile merupakan penembakan yang dapat menghancurkan bungker maupun kendaraan lapis baja dan hulu ledak senjata. Latihan penembakan Anti Tank Guide Missile yang dilaksanakan di daerah latihan Karangtekok sangat bermanfaat, karena tempat yang digunakan merupakan medan latihan yang sesungguhnya. Danyon Tank Amfibi 2 Marinir Mayor Marinir M. Isarisnawan menegaskan, “laksanakan latihan dengan serius dan sungguh-sungguh serta ikuti prosedur yang ada agar tugas kedepan yang diberikan berjalan dengan baik.” Selama mengikuti drill Anti Tank Guide Missile di daerah latihan Puslatpur 5 Baluran Asembagus tersebut, seluruh prajurit Yontankfib 2 Marinir tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19.

Mengenal Sistem Rudal Fregat FREMM Incaran Indonesia

Alutsista – Perusahaan multinasional Fincantieri mengumumkan akan menyediakan 8 kapal perang untuk Indonesia, terdiri dari 6 fregat FREMM y...